045. YA ALLAH… YA ALLAH…
Allah s.w.t. berfirman di dalam surah Al-An’am ayat 64 yang bermaksud;
“Katakanlah, "Allah jualah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala jenis kesusahan; Dalam pada itu, kamu (masih) mempersekutukan (Allah dengan sesuatu yang lain)." (Al-An’am 6: 64)
“Bukankah Allah cukup untuk mengawal dan melindungi hamba-Nya (yang bertaqwa)? Dan mereka menakutkanmu (Wahai Muhammad) dengan yang mereka sembah yang lain dari Allah. Dan (ingatlah) sesiapa yang disesatkan oleh Allah (dengan pilihannya yang salah), maka tidak ada sesiapapun yang dapat memberi hidayah petunjuk kepada-Nya.” (Az-Zumar 39: 36)
“Katakanlah, ‘Siapakah yang menyelamatkan kamu dari bencana-bencana di darat dan di laut?’ (Ketika) Kamu berdoa merayu kepadanya dengan merendah diri (secara terbuka) dan secara bersembunyi, (dengan berkata), ‘Demi sesungguhnya jika Allah selamatkan kami dari bencana ini nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang bersyukur’.” (Al-An’am 6: 63)
“Dan Kami hendak berihsan dengan memberikan pertolongan kepada kaum yang tertindas di negeri itu (Mesir), dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (apa yang dimiliki oleh Firaun dan kaumnya).” (Al-Qasas 28: 5)
Allah s.w.t. juga ada berfirman tentang Nabi Adam a.s.;
“Kemudian Tuhannya memilihnya (dengan diberi taufiq untuk bertaubat), lalu Allah menerima taubatnya serta diberi petunjuk.” (Thaha 20: 122)
Juga tentang Nabi Nuh a.s.;
“Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Nuh, ketika ia menyeru (berdoa kepada Kami) sebelum (Nabi-nabi yang tersebut) itu, lalu Kami perkenankan doanya serta Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya dari kesusahan yang besar.” (Al-Anbiya’ 21: 76)
Tentang Nabi Ibrahim a.s.;
“Kami berfirman, ‘Hai api, jadilah engkau sejuk serta selamat sejahtera kepada Ibrahim!’” (Al-Anbiya’ 21: 69)
Begitu juga tentang Nabi Ya’qub a.s.;
“(Setelah mereka kembali dan menyampaikan hal itu kepada bapa mereka) berkatalah ia, ‘(Tidaklah benar apa yang kamu katakan itu) bahkan nafsu kamu telah memperelokkan pada pandangan kamu suatu perkara (yang kamu rancangkan). Jika demikian, bersabarlah aku dengan sebaik-baiknya, mudah-mudahan Allah mengembalikan mereka semua kepadaku. Sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.’” (Yusuf 12: 83)
Allah juga menyebutkan tentang Nabi Yusuf a.s. anak kepada Nabi Ya’qub yang diberitakan dibaham serigala oleh abang-abangnya;
“Dan ia dudukkan kedua ibu bapanya (bersama-samanya) di atas kerusi kebesaran. Dan setelah itu mereka semuanya tunduk memberi hormat kepada Yusuf. Dan (pada saat itu) berkatalah Yusuf, ‘Wahai ayahku! Inilah dia tafsiran mimpiku dahulu. Sesungguhnya Allah telah menjadikan mimpiku itu benar. Dan sesungguhnya ia telah melimpahkan kebaikan kepadaku ketika ia mengeluarkan daku dari penjara; dan ia membawa kamu ke mari dari dosa sesudah syaitan (dengan hasutannya) merosakkan perhubungan antaraku dengan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku lemah-lembut tadbir-Nya bagi apa yang dikehendaki-Nya; Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.’” (Yusuf 12: 100)
Allah s.w.t. juga mecatatkan kisah Nabi Daud a.s.;
“Maka Kami ampunkan kesalahannya itu; dan sesungguhnya ia mempunyai kedudukan yang dekat di sisi Kami serta tempat kembali yang sebaik-baiknya (pada hari akhirat kelak).” (Sad 38: 25)
Tentang Nabi Ayub a.s.;
“Maka Kami perkenankan doa permohonannya, lalu Kami hapuskan penyakit yang menimpanya, serta Kami kurniakan kepadanya, keluarganya, dengan seganda lagi ramainya, sebagai satu rahmat dari Kami dan sebagai satu peringatan bagi orang-orang yang taat kepada Kami (supaya bersabar dan mendapat balasan baik).” (Al-Anbiya’ 21: 84)
Kemudian tentang Nabi Yunus a.s.;
“Maka Kami kabulkan permohonan doanya, dan Kami selamatkan dia dari kesusahan yang menyelubunginya dan sebagaimana Kami menyelamatkannya Kami akan selamatkan orang-orang yang beriman (ketika mereka merayu kepada Kami).” (Al-Anbiya’ 21: 88)
Kemudian tentang Nabi Musa a.s.;
“Ketika saudara perempuanmu pergi mencarimu lalu berkata kepada orang-orang yang memungutmu, ‘Mahukah, aku tunjukkan kamu kepada orang yang boleh memeliharanya?’ Maka dengan jalan itu Kami mengembalikanmu kepada ibumu supaya tenang hatinya dan supaya ia tidak berdukacita kerana bercerai denganmu dan semasa engkau membunuh seorang lelaki, lalu Kami selamatkan engkau dari kesusahan pembunuhan itu dan Kami telah melepaskan engkau berkali-kali dari berbagai-bagai cubaan kemudian engkau tinggal dengan Selamat beberapa tahun dalam kalangan penduduk negeri Madyan, setelah itu engkau sekarang datang dari sana pada masa yang telah ditentukan, Wahai Musa!” (Thaha 20: 40)
Bahkan, Allah s.w.t. pasti mencatatkan sejarah penting tentang Rasulullah s.a.w.;
“Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya, ‘Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita’. Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya), dan kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah 9: 40)
Juga firman Allah s.w.t. lagi;
“Bukankah Dia mendapati engkau yatim piatu, lalu la memberikan perlindungan? (6). Dan didapatinya engkau mencari-cari (jalan yang benar), lalu ia memberikan hidayah petunjuk (dengan wahyu - Al-Quran)? (7). Dan didapatinya engkau miskin, lalu ia memberikan kekayaan?” (Ad-Dhuha 93: 6 – 8)
Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah. Adakah ada cara untuk kita menidakkan apa yang telah Allah s.w.t. sediakan untuk kita? Adakah boleh kita abaikan kepercayaan bahawasanya kehidupan kita adalah hak milik mutlak Allah s.w.t?
Muat turun artikel ini disini.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan