048. BERSIKAP OPTIMIS
Firman Allah s.w.t. di dalam surah At-Taubah ayat 124 hingga 125 yang bermaksud;
“Dan apabila diturunkan sesuatu surah (dari Al-Quran) maka di antara mereka (yang munafik) ada yang bertanya (secara mengejek): "Siapakah di antara kamu yang imannya bertambah disebabkan oleh surah ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surah itu menambahkan iman mereka, sedang mereka bergembira (dengan turunnya).” (At-Taubah 9: 124 – 125)
Orang-orang soleh biasanya sangat optimis dengan masalah pelik yang mereka hadapi dan melihat ada satu kebenaran di atas manhaj yang benar. Firman Allah s.w.t. di dalam surah Al-Baqarah ayat 276;
“Allah susutkan (kebaikan harta yang dijalankan dengan mengambil) riba dan ia pula mengembangkan (berkat harta yang dikeluarkan) sedekah-sedekah dan zakatnya. Dan Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang kekal terus dalam kekufuran, dan selalu melakukan dosa.” (Al-Baqarah 2: 276)
Dengarkan apa yang dikatakan oleh Abu Darda’ r.a.;
“Ada tiga perkara yang sangat dibenci oleh kebanyakan orang, namun aku justeru menyukainya. Aku suka kefakiran, sakit dan kematian. Mengapa? Ini kerana kefakiran adalah ketenangan hati, sakit adalah pelebur dosa dan kematian adalah pertemuan dengan Allah s.w.t.”
Akan tetapi, orang sangat benci kepada kefakiran dan mencelanya. Bahkan mereka mengatakan bahawa anjing pun membenci orang fakir seraya mengatakan;
Jika suatu hari anjing-anjing itu bersua dengan seorang yang fakir lagi papa pastilah ia akan menyalak seraya memperlihatkan taring-taringnya.
Adapun dengan penyakit, salah seorang dari mereka ada yang menyambut dengan gembira kedatangannya melalui bait syair;
“Si penghapus dosa (demam) datang dengan begitu cepat maka ku minta kepadanya dengan nama Allah s.w.t. janganlah engkau tinggalkan daku.”
Namun tidak demikian dengan Al-Mutanabbi. Ia mengungkapkan perihal demam melalui bait syairnya;
Ku berikan kepadanya berbagai selimut dan cadar tetapi ia menolak dan tetap bersemadi di dalam tulang-temulang ku.
Nabi Yusuf a.s. juga pernah mengatakan di dalam surah Yusuf ayat 33;
"Yusuf (merayu ke hadrat Allah Taala dengan) berkata: "Wahai Tuhan ku! Aku lebih suka kepada penjara dari apa yang perempuan-perempuan itu ajak Aku kepada Nya. Dan jika Engkau tidak menjauhkan daripada ku tipu daya mereka, mungkin Aku akan cenderung kepada mereka, dan Aku menjadi dari orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya." (Yusuf 12: 33)
Sedangkan Ali bin Al-Jahm juga mengatakan dengan nada yang sama;
Mereka mengatakan, “Kamu di penjara!” Aku jawab, “Aku tidak peduli dengan penjara kerana mana ada pedang yang tidak dimasukkan ke dalam sarungnya.”
Tetapi Ali bin Muhammad Al-Kattib mengatakan;
Mereka mengatakan, “Kamu di penjara!” Aku jawab, “Sesungguhnya bencana yang menyengsarakan untuk menjauhkan ku dari percaturan zaman.”
Kematian adalah sesuatu yang banyak dicari orang dan memang menyenangkan. Sehingga Mua’adz mengatakan,
“Selamat datang kematian, kekasih yang datang pada saat diperlukan, yang membuat orang yang menyesal menjadi senang.”
Al-Hushain bin Al-Hammam juga mengatakan,
“Aku terlambat kerana mempertahankan hidup yang ternyata tidak ku temui kehidupan seperti yang ku dambakan.”
Orang lain mengatakan,
“Kematian tidak perlu ditakuti kerana pasti akan tiba.”
Akan tetapi orang-orang lain akan mengeluh saat maut datang menjemputnya. Bahkan mereka membencinya dan berupaya lari darinya.
Tetapi, orang-orang Yahudi adalah manusia yang paling cinta kepada kehidupan dunia, ingin hidup selamanya. Firman Allah s.w.t. di dalam surah Al-Jumu’ah ayat 8;
“Katakanlah (Wahai Muhammad): "Sebenarnya maut yang kamu melarikan diri daripadanya itu, tetaplah ia akan menemui kamu; kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, lalu ia memberitahu kepada kamu apa yang kamu telah lakukan (serta membalasnya)." (Al-Jumu’ah 62: 8)
Seorang penyair mengatakan;
Sesudah kehidupan ini aku tidak mempunyai kehidupan lagi dan sesudah kepala ini aku tidak mempunyai kepala lagi.
Mati di jalan Allah s.w.t. adalah merupakan cita-cita yang didambakan oleh orang-orang yang berbakti lagi mulia sebagaimana firman Allah s.w.t. di dalam surah Al-Ahzab ayat 23;
“Di antara orang-orang yang beriman itu, ada yang bersikap benar menunaikan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah (untuk berjuang membela Islam); maka di antara mereka ada yang telah selesai menjalankan janjinya itu (lalu gugur syahid), dan di antaranya ada yang menunggu giliran; dan mereka pula tidak mengubah (apa yang mereka janjikan itu) sedikit pun.” (Al-Ahzab 33: 23)
Bahkan, Ibnu Rawwahah bersenandung di dalam bait syairnya;
Tetapi aku memohon keampunan kepada yang Maha Pemurah dan memohon tusukan yang mengejutkan lagi memuntahkan buih.
Ibnu Thirimmah mengatakan dalam bait-bait syairnya;
Ya Tuhan ku janganlah Engkau jadikan kematian ku di atas yang ditutupi oleh kain selimut tetapi jadikanlah kematian ku syahid berada dalam golongan yang terluka di negeri nan jauh lagi menakutkan.
Namun sebahagian yang lain kematian seperti itu adalah sesuatu yang sangat dibenci dan sangat dihindari. Jamil Butsainah pernah berkata di dalam bait syairnya;
Mereka mengatakan, “Hai Jamil, berjihadlah dalam peperangan!” Aku jawab, “Jihad mana lagi yang aku kehendaki selain mereka (wanita-wanita yang cantik).”
Seorang Badwi Arab pernah berkata,
“Demi Allah, aku benci sekali kematian di atas perbaringan ku, tetapi bagaimana jika aku mencarinya di hujung pedang?”
Firman Allah s.w.t. di dalam surah Ali-Imran ayat 168;
“Merekalah juga yang mengatakan tentang hal saudara-saudaranya (yang telah terbunuh di medan perang Uhud), sedang mereka sendiri tidak turut berperang: "Kalaulah mereka taat kepada Kami (turut menarik diri) tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah (Wahai Muhammad): "Jika demikian, hindarkanlah maut dari diri kamu, jika betul kamu orang-orang yang benar.” (Ali-Imran 3: 168)
Firman Allah s.w.t. lagi di dalam surah Ali-Imran ayat 154;
“Kemudian sesudah (kamu mengalami kejadian) yang mendukacitakan itu, Allah menurunkan kepada kamu perasaan aman tenteram, iaitu rasa mengantuk yang meliputi segolongan dari kamu (yang teguh imannya lagi ikhlas), sedang segolongan yang lain yang hanya mementingkan diri sendiri, menyangka terhadap Allah dengan sangkaan yang tidak benar, seperti sangkaan orang-orang jahiliah. mereka berkata: "Adakah bagi kita sesuatu bahagian dari pertolongan kemenangan Yang dijanjikan itu?" Katakanlah (Wahai Muhammad): "Sesungguhnya perkara (yang telah dijanjikan) itu semuanya tertentu bagi Allah, (Dia lah sahaja yang berkuasa melakukannya menurut peraturan yang ditetapkan Nya)." Mereka sembunyikan dalam hati mereka apa yang mereka tidak nyatakan kepada mu. Mereka berkata (sesama sendiri): "Kalaulah ada sedikit bahagian kita dari pertolongan yang dijanjikan itu, tentulah (orang-orang) kita tidak terbunuh di tempat ini?" Katakanlah (Wahai Muhammad): "Kalau kamu berada di rumah kamu sekalipun nescaya keluarlah juga orang-orang yang telah ditakdirkan (oleh Allah) akan terbunuh itu ke tempat mati masing-masing." Dan (apa yang berlaku di medan perang Uhud itu) dijadikan oleh Allah untuk menguji apa yang ada dalam dada kamu, dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kamu. Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui akan segala (isi hati) yang ada di dalam dada.” (Ali-Imran 3: 154)
Sesungguhnya kematian itu sama, tetapi caranya saja yang berbeza-beza.
Muat turun artikel ini di sini.
semangat selalu meskipun beban kehidupan semakin berat..izin posting dan copas..:)
BalasPadam
BalasPadamizin share ya admin :)
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)